Sirtu/Cipoh adalah burung koloni dihabitatnya, burung ini akan saling sahut-sahutan dengan Sirtu lain dalam koloninya ketika beraktivitas mencari makan di alam bebas. Di habitat aslinya burung ini memakan ulat, laba-laba, dan serangga-serangga kecil.
Untuk memelihara Sirtu dari bahan/bakalan, sebaiknya pilih yang masih berusia muda, karena Sirtu yang masih berusia muda akan lebih mudah dibentuk dan dijinakkan.
Jangan memilih Sirtu bahan/bakalan yang sudah dewasa karena akan sulit dijinakkan dan sulit beradaptasi dengan lingkungan Manusia karena sudah terlalu lama hidup di alam bebas dan tentunya burung menjadi rawan stres karena perubahan lingkungan yang sangat drastis.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Sirtu/Cipoh muda hutan, antara lain:
• Paruh burung Sirtu/Cipoh anakan umumnya masih berwarna putih atau abu-abu keputihan, dan ketika berumur muda mulai menjadi lebih gelap, tapi belum sehitam Sirtu dewasa.
• Warna bulu tubuh pada Sirtu/Cipoh muda hampir sama seperti Sirtu dewasa betina, yaitu lebih kusam dibanding Sirtu jantan dewasa, tapi warna hitam pada kedua bulu sayapnya tidak sehitam Sirtu jantan dewasa.
• Pilihlah Sirtu yang tidak terlalu giras (glabrakan) ketika didekati, lebih bagus lagi kalau bisa mendapatkan yang sudah dipisahkan dalam kandang terpisah, bukan dalam kandang ombyokan.
• Sebaiknya carilah Sirtu/Cipoh yang sudah terlihat anteng di atas tenggeran/tangkringan, meski sesekali masih melompat ke sisi sangkar, hal ini menunjukan kalau Sirtu tersebut sudah mulai bisa beradaptasi dengan kondisi sangkarnya, sehingga akan memudahkan kita dalam perawatan selanjutnya, seperti melatih makan voer atau menjinakkannya.
• Carilah Sirtu/Cipoh yang sudah ngeriwik, atau yang sudah mulai mau berbunyi, minimal mau nyiul walaupun masih pelan.
• Jika ingin membeli Sirtu/Cipoh yang masih lolohan, sebaiknya belilah sepasang untuk memperbesar peluang mendapatkan Sirtu jantan. Setelah mendapatkan Sirtu lolohan, berikan pakan yang tepat dan seimbang.
Anakan burung Sirtu/Cipoh yang masih piyik dan belum sepenuhnya tumbuh bulu, bisa diberi potongan perut jangkrik, pemberian dilakukan ketika burung sudah lapar.
Kalau anakan Sirtu sudah mulai tumbuh bulu, bisa diberikan campuran voer lembut yang dibasahi dengan sedikit air dan potongan perut jangkrik atau serangga lainnya.
Selama perawatan, anakan Sirtu/Cipoh bisa dilatih/dimaster dengan menggunakan suara kicauan burung sejenis atau suara burung lain untuk menambah variasi kicauannya.
Perawatan awal untuk Sirtu/Cipoj bahan/bakala:
Selama beberapa hari, sebaiknya Sirtu bakalan jangan dimandikan dulu agar beradaptasi dengan lingkungan, sangkar, tempat pakan, tempat minum, serta tangkringannya terlebih dulu.
Setelah proses adaptasi selama beberapa hari, baru mulai dimandikan pada pagi hari dengan cara disemprot halus menggunakan sprayer. Setelah selesai dimandikan, angin-anginkan dulu sampai bulu-bulunya kering baru dijemur selama 1 jam saja di lokasi yang agak ramai agar Sirtu/Cipoh terbiasa dengan keramaian.
Dengan merawat Sirtu/Cipoh sejak muda atau sejak lolohan, maka perawatan selanjutnya menjadi lebih mudah.
Selain itu, kita bisa memasternya dengan suara kicauan burung lain, meski tidak terlalu cerdas, Sirtu/Cipoh tetap mampu meniru suara burung lain jika dipelihara sejak lolohan.
Perawatan harian untuk Sirtu/Cipoh:
• Mandi
Perawatan Sirtu/Cipoh bakalan muda hutan tidak jauh berbeda dengan perawatan burung kicau jenis lainnya.
Untuk Sirtu/Cipoh bakalan yang sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan dan kandangnya, proses penjinakan bisa dimulai dengan menambah frekuensi mandinya.
Aktivitas mandi yang semula hanya pada pagi hari, bisa ditambah menjadi 2 kali sehari (pagi dan sore), atau 3 kali sehari (pagi, siang, dan sore). Caranya sama, yaitu dengan disemprot halus menggunakan sprayer sampai basah kuyup.
Lakukan hal ini sampai Sirtu/Cipoh bakalan benar-benar jinak, dan jika Sirtu sudah jinak, frekuensi mandinya dikembalikan seperti semula, cukup sekali saja pada pagi hari.
• Pakan dan Ekstra fooding (EF)
- Pakan utama yang diberikan berupa voer halus.
- Kroto bisa diberikan setiap dua hari sekali setelah Sirtu dimandikan, porsinya cukup 1 sendok teh.
- Jangkrik kecil diberikan setiap hari 3/3 pagi/sore untuk memancing Sirtu agar cepat bunyi, potong kaki-kakinya terlebih dulu sebelum diberikan pada Sirtu.
- Ulat hongkong (UH) yang masih berwarna putih (baru ganti kulit) diberikan denga porsi 5/5 pagi/sore.
- Ulat kandang (UK) juga bisa diberikan setiap hari, porsinya cukup 1 cepuk kecil saja.
Sebaiknya lokasi penempatan sangkar diatur lebih bervariasi. Misalnya, hari ini di teras rumah, besok dicoba di lokasi lainnya sampai Sirtu/Cipoh mau bunyi setiap kali sangkarnya dipindah ke tempat yang baru.
Untuk memancing agar Sirtu/Cipoh lebih rajin bunyi sebaiknya kita memelihara lebih dari 1 ekor dan ditempatkan agak jauh agar saling sahut-sahutan.
Demikian sedikit informasi tentang tips perawatan Sirtu/Cipoh muda hutan. Untuk informasi lain seputar Sirtu/Cipoh, dapat dibaca pada artikel Manuk Juara yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
0 comments:
Posting Komentar