Mendengarkan anggungan perkutut merupakan hadiah utama bagi pemiliknya yang sekian lama merawatnya agar mendapatkan suara yang indah. Perkutut yang memiliki irama, nada dan frekuensi suarat berulang-ulang yang stabil dianggap baik. Dengan mendengarkan perkutut manggung yang merdu dapat membuat fikiran jadi tenang dan dapat menjadi salah satu terapi suara bagi penderita stress.
Tujuan penggemar mengikutsertakan burung peliharaannya dalam kontes adalah untuk menguji kualitas suara, mental, gaya dan ketahanan fisik burung. Burung yang berhasil memenangkan kontes biasanya memiliki nilai jual yang tinggi dan keturunannya banyak diminati oleh peternak. Perkutut yang berhasil sebagai juara kontes tingkat nasional dapat berharga sampai ratusan juta rupiah.
Bagi pemula termasuk saya sendiri pengetahuan tentang seni suara perkutut sangat perlu memahami elemen seni suara perkutut yang bagus . Perhimpunan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) telah merumuskan lima kriteria pokok penilaian suara perkutut, yaitu: suara depan (angkatan), suara tengah (ketukan), suara ujung (kung), irama (lagu) dan air suara (dasar/kualitas suara). Skor maksimal untuk masing-masing kriteria adalah 9 poin, sehingga poin tertinggi yang dapat diraih adalah 45 poin. Kreteria ini sebenarnya tidak berubah dari awal diciptakan oleh Sri Sultan Hemengkubuwono VII, yang berubah hanyalah selera pasar semata
Elemen suara perkutut dimaksud:
I. Suara depan atau angkatan:
Hoor, Hoo, Koor, Euo, Eung sering disebut suara depan yang datar atau ndorong.
Klau, Kwau, Hau, Kliiu, Wau Weo disebut angkatan / membat / narik / Nglempar
Suara depan panjang mengalun atau menjerit seperti melempar KlaO KleO WeO WeO suara burung perkutut tersebut termasuk mempunyai kategori baik dan nilainya sangat tinggi.
Nilai dan Angkatan:
3. Ur, Wer, Ok, Wek, Kur
4. Klar, War, Hor, Klir, Wir
5. Klaar, Waar, Haar, Kliuor, Aur, Aer, Weer, Kleer, Kle, We, Klo, Kla Wo, Wa, OO
6. Wee, Klee, Klaa, A E, A O
7. We O, Wa O, Kle O, Kla O
8. Wee O, Waa O, Klee O, Klaa O
II. Suara tengah atau ke-tek :
ke – tek ) satu kata terdiri dari 2 ketukan
ke – te – ke / ke – tek – tek (sari ke-tek) 1,5 kata terdiri 3 ketukan
ke – te – pe – tek (double) 2 suku kata
ke – tek – teng – te – pe (double plus / sari double) 2,5 suku kata
Ke tek suara tengah harus jelas tidak terdengar huruf R terkesan suara tersebut terpotong-potong (wilahan/senggang) mempunyai jarak spasi yang jelas/teratur misalnya (ke-te-te, ke-te-pek, ke-pe-tek, te-te-te-te panjang pendek suara tengah tidak mutlak: wilahan/senggang: Tebal senggang, tebal rapat. tipis senggang, tipis rapat
Nilai dan Ketek
2. Cowong/Kosong
3. Tek
4. Te, Re ke te
5. Keteke, Ketek, Keteke
6. Ke - tek, Ke-tek
7. Ke - Te, Ke - Te - Peng
III. Suara ujung atau kung :
kok, khuk, koo, khoo disebut ujung arum / basah
koong, khooong, khuuung disebut ujung ngayun / nggandul
kwooong, klieuuung, twooong disebut ujung mengalun/cekung (payung)
Suara yang menggaung panjang mantap dengan nada menurun semakin panjang kuung dan dlosor seamakin baik.
Nilai dan Ujung/Dawah
3. Kuk, Pek, Bek (patah)
4. Klik, Klak, Kwak (nongklak)
4,5. Ko
5. Koo, Koong (kotor, kasar)
6. Koong (cowong, arum, angin)
7. Koong (berat, bersih)
8. Koong (sembelih cekung)
IV Kualitas Air Suara
Suara Perkutut yang power full keras tebal lantang nyaring suaranya terdengar jelas tidak ada konsonan R atau K bersih ibaratnya seperti ombak bedah karang dan nadanya stabil tidak naik turun .
Maka suara burung perkutut ini dalam penilaian kualitas air suaranya tinggi.
V Irama Lagu
Irama lagu yang di maksud disini adalah keserasian antara suara depan suara tengah dan suara belakang seamakin serasi iramanya semakin lues dalam pembagian ritme irama yang sangat indah dan enak di dengar hingga rasanya ingin mendengar dan mendengar suaranya lagi.
0 comments:
Posting Komentar