Kamis, 28 Maret 2019

ERA MURAI BATU RING TELAH TIBA

Organisasi tertua dan terbesar dalam dunia perburungan Indonesia adalah  PBI (Pelestari Burung Indonesia) yang pada hari Sabtu 17 januari 2015 mengadakan Rapimnas berlokasi di Hotel Plaza semarang yang turut di hadiri Ketua Umum PBI Pusat Mr.Bagiya Rahmadi SH, Mr.Yono Plaza (Ketua PBI Pengda Jateng–DIY), Mr.Hartono Sragen (Penasihat PBI), Mr.Teguh Surabaya (Bidang Organisasi PBI Pusat), Aang Mulyana Bandung (Pengda Jawa Barat), Triatmoko Lumajang (Pengda Jawa Timur), Mr.Wahyu Tangerang (Pengda Jabodetabek), Mr.Fajar, Mr.Haryono, dan Mr.Wahyudi (Pengda Bali), Mr.Samuel serta Mr.Samsul Hadi/ Red Devil (Humas PBI Pusat) serta drh Andre dan Mr.Tharom Semarang (Pengda Jateng–DIY).
Hasil dari Rapimnas tersebut antara lain munculnya gagasan–gagasan sebagai berikut :
  1. Mengkampanyekan burung hasil tangkaran dan memakai Ring mampu berprestasi di gelaran lomba burung berkicau, sehingga bisa menumbuhkan rasa bangga serta bisa memiliki burung yang memakai Ring dan hal tersebut bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada para penangkar burung.
  2. Pelatihan dan Pendidikan khusus teknik menangkar burung khususnya Murai Batu dan jenis burung lainnya ditiap daerah atau Pengda.
  3. Pendataan para penangkar khususnya burung Murai Batu, serta memperbanyak minat masyarakat akan menangkar burung Murai Batu
  4. Dalam menyelenggarakan lomba, PBI berkomitmen memakai kelas Utama pada burung Murai Batu Ring dan ganjaran hadiah besar dikelas tersebut.
  5. Memperbanyak sosialisasi budaya menangkar kepada para masyarakat, sehingga bisa memunculkan harapan serta semangat para penangkar untuk terus bersaing dalam menciptakan kualitas hasil tangkarannya tidaklah buruk dari hasil tangkapan dihutan.
Hasil Rapimnas PBI 2015 ini langsung menjadi headline yang menghebohkan dunia perburungan terutama di komunitas hobi Murai Batu khusus lomba. Banyak yang shok dan kecewa terutama dikalangan akar rumput kicau mania tapi ada juga yang senang dan bahagia terutama para peternak dan penggiat konservasi alam liar. Kenapa? karena hoby memeilihara burung bisa dibilang sebagai hobi yang paling populer di masyarakat Indonesia yang merata dari kota sampai pelosok desa sehingga punya nilai sosiologis yang signifikan, semakin booming lagi dengan semaraknya lomba burung di hampir semua provinsi di Indonesia. Disisi lain intensifnya arus degradasi wilayah hutan asli yang terkonversi menjadi lahan perkebunan, pertanian, pertambangan, industrial dan pemukiman menjadi sebab rusaknya ekosistem hutan akibat pembalakan dan kebakaran hutan masif yang mengikutinya terutama di Pulau Sumatra yang sebenarnya merupakan surga keanekaragaman hayati beberapa burung asli endemik Indonesia. Nyata terjadi tekanan yang berat pada penurunan kualitas dan kuantitas habitat alaminya, sementara konservasi ex-situ (diluar habitat) yang terjadi pada jenis Murai Batu misalnya terjadi lebih pada dorongan ekonomi karena potensi nilai ekonomis yang memadai untuk dilakukan. Nilai ekonomis inilah juga yang mendorong eksploitasi Murai batu hutan Sumatra & pulau-pulau sekitar Sumatra menjadi lebih tak terkendali lagi dan menciptakan kelangkaan yang bersifat akut.


Mau tidak mau, suka tidak suka semua kalangan penghobi lomba Murai Batu harus siap dan sejalan dengan politik konservasi PBI ini yang juga tampaknya juga sejalan dan sudah menjadi agenda Even Organizer lomba burung utama lain seperti BnR & Ebod yang hanya akan melombakan Murai Batu Ring hasil penangkaran ex-situ pada saatnya. Iklim yang sangat kondusif bagi para penangkar untuk semakin serius dan terprogram dalam meningkatkan kualitas & kuantitas hasil tangkarannya. Minat menangkar juga sudah mulai merasuki kalangan yang luas : dari yang bermodal besar sampai yang pas-pasan ; dari E/O lomba sampai komunitas hobi Murai batu yang punya ring khusus dengan membentuk jaringan penangkar mereka masing-masing ; dari pemain kawakan dengan track record lapangan yang panjang sampai pemula bersemangat tinggi juga sudah mulai ikut menangkarkan Murai Batu. Sepertinya bakalan ramai ini lomba murai batu ring tahun 2017, E/O tidak usah khawatir akan kekurangan peserta.

Apakah dengan banyaknya penangkaran dan munculnya para penangkar baru maka kedepan harga murai batu tangkaran akan terkoreksi menjadi lebih murah? bila yang di lihat dari sisi penawaran/supply saja maka jawabnya adalah benar akan menjadi semakin murah. Tapi dunia hobi adalah sebuah anomali yang konsisten, karena sifat barang yang sudah menjadi kelangenan, maka orang cenderung membeli jika keluarganya, temannya, tetangganya juga telah membeli atau memiliki, dari sana biasanya muncul komunitas yang spesifik yang militan dimana berlaku genre marketing era social media yang sempurna dan komunitas-komunitas khusus  inilah yang kemudian menjadi generator pertumbuhan minat dan penghobi baru yang berarti konsumen baru, sehingga sisi permintaan akan mengimbangi atau bahkan akan melewati kapasitas penawarannya.  
KOMBAT, Komunitas Murai Batu Black Tail adalah salah satu komunitas di media sosial facebook yang mempelopori penangkaran murai batu dikalangan anggotanya.  

Jadi jangan heran nanti kalau makin banyak peternak malah akan makin banyak yang inden Murai Batu, atau buat pedagangnya akan berlaku semakin banyak yang jualan, semakin  antre panjang orang yang membeli. Yang terjadi adalah untuk supply mengikuti deret hitung  sedangkan demand lebih mendekati kepada deret ukur. Saya pribadi yakin percaya bahwa secara umum harga murai batu makin lama akan makin naik besaran nominalnya.

Tidak sependapat? monggo saja sih, nanti kapan-kapan saya sampaikan detail alasan pendukung pendapat saya diatas.
       

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : ERA MURAI BATU RING TELAH TIBA

0 comments:

Posting Komentar