Seperti unggas pada umumnya, Murai Batu mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase starter dan dilanjutkan ke fase finister. Fase starter adalah fase awal yang dimulai dari burung keluar dari cangkang telurnya sampai bulu tubuhnya sudah tumbuh sempurna. Pada fase ini tersebut kondisi tubuh MB muda (trotol) masih lemah dan organ tubuhnya belum berfungsi secara optimal sehingga trotol memerlukan perhatian yang lebih intensif agar dapat tumbuh secara optimal
Pada penangkaran murai batu, setelah menetas maka trotol disapih oleh induknya sampai usia beberapa hari, yang lamanya sangat tergantung pada metode dan skala bisnis si penangkar. Umumnya 5-7 hari sebelum anakan mulai muar(sudah bisa keluar dari sarang). Untuk itu perlu disiapkan sebuah fasilitas untuk menampung anakan tersebut selama fase starter. Fasilitas itu dalam dunia penangkaran disebut sebagai BROODER.
Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperti indukan. Jadi masa brooding adalah masa dimana trotol masih butuh indukan atau butuh penghangat buatan sampai umur tertentu yaitu sampai trotol bisa menyesuaikan sendiri dengan suhu lingkungannya. Masa brooding merupakan salah satu periode kehidupan trotol dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan maupun produktivitas murai batu pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase brooding ini akan diikuti oleh fase berikutnya sehingga memudahkan penangkar untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase brooding akan menyebabkan kegagalan fase berikutnya sehingga menyebabkan produktivitasnya turun, hal ini karena potensi genetik trotol tidak dapat muncul secara optimal.
Tujuan dari brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat secara efisien dan ekonomis bagi trotol dan untuk menunjang pertumbuhan secara optimal. Pada saat trotol berumur 0 sampai 14 hari, akan terjadi perbanyakan sel atau “hyperplasia”. Perbanyakan sel ini meliputi perkembangan saluran pencernaan, perkembangan saluran pernapasan dan perkembangan sistem kekebalan.
Masa brooding ini akan berpengaruh pula pada pertumbuhan selanjutnya yang berupa petumbuhan hypertropia yaitu sel-sel akan memperbesar ukurannya atau terjadi pendewasaan sel. Pada fase brooding dapat juga terjadi gangguan pembelahan sel. Pada pembelahan yang sempurna, satu sel akan membelah menjadi 8 sel, tetapi apabila terjadi gangguan maka dapat juga terjadi 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Akibatnya, pada fase pertumbuhan hypertropi, karena jumlah sel yang lebih sedikit maka akan menghasilkan organ yang lebih kecil pula dengan fungsi yang kurang optimal. Keberhasilan masa brooding ini sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan kualitas udara dalam kandang.
Brooding yang baik harus dapat melindungi trotol dari angin, hujan, perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar (tikus, ular, kadal, burung). Serangkaian sistem yang mendukung brooding antara lain heater (pemanas), pencahayaan, pengontrolan suhu dan kelembapan udara, pengaturan sirkulasi udara dan tingkat kepadatan brooding. Ukuran brooding tergantung dari jumlah dan umur trotol. Semakin banyak dan umur trotol semakin bertambah, maka brooding harus diperluas. Usahakan udara atau oksigen di dalam brooding jangan terlalu pengap. Artinya jangan lupa memperhatikan kepentingan ventilasi udara bagi trotol. Brooding pada trotol pada umumnya dipergunakan sampai trotol berumur 25 hari saat sudah mulai makan sendiri. Diatas umur tersebut brooding sudah tidak terlalu dibutuhkan lagi
Keberhasilan masa brooding sangat tergantung dari:
1. Pemanas (heater)
Heater atau pemanas yang baik harus mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan terfokus. beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemanas yaitu
a. mudah mengoperasikannya
b. suhunya selalu stabil
c. bahan baku mudah tersedia
d. biaya murah
2. Jenis Pemanas
Beberapa jenis pemanas yang biasa dipakai di peternakan unggas adalah gasolek (gas infra red), semawar (sumber panas dari minyak tanah), batu bara, lampu bohlam, kayu bakar, serbuk gergaji dan sumber panas lainnya.)
3. Sekat / embatas(Chick Guard Brooder)
Dibuat dari bahan yang sederhana tapi kuat dan mampu membatasi isi didalamnya dari keadaan yang membahayakan isinya seperti predator atau perubahan fisika lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang tidak ideal.. Bisa berwujud kandang yang dilengkapi pemanas, tempat pakan, tempat minum dan tirai kandang. Chick guard juga berfungsi untuk membantu agar panas brooding tetap terfokus dan trotolan terbang liar yang kadang berbahaya bagi sayap dan kakinya yang belum tumbuh kuat. menyebar keseluruh ruang kandang.
4. Alas lantai kandang ( litter )
Litter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi untuk menampung dan menyerap air dari feses, meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta untuk menjaga kehangatan kandang brooder. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap airnya baik, tidak berdebu, mudah didapat dan murah harganya. Untuk Murai batu, trotolan cukup diletakkan di sarang yang terbuat dari daun cemara kering. Bahan sarang ini perlu di bersihkan dengan disinfektan sebelum digunakan. Sediakan tangkringan kayu ketika trotolan sudah mulai tidak betah di sarang dan mulai muar (terbang) .
5. Tempat pakan dan tempat minum
Tempat pakan dan tempat air minum bisanya disediakan ketika trotolan sudah mulai diajari makan sendiri. Posisinya di taruh dilantai brooder sedimikian rupa sehingga tidak mudah tumpak ketika trotolan nangkring diatasnya.
6. Cahaya, suhu dan kelembapan
Untuk dapat tumbuh secara optimal, trotolan perlu mengkonsumsi ransumnya secara maksimal. Oleh sebab itu perlu pencahayaan yang optimal terutama pada masa brooding agar bisa makan setiap waktu. Pada bulan pertama usia 1 hari sd 30 hari trotolan membutuhkan pencahayaan baik siang maupun malam selama 24 jam. Adanya pencahayaan akan menstimulasi trotolan ini untuk selalu merespon dan mengkonsumsi pakan yang diberikan. Cahaya juga dapat merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhannya.
7. Sirkulasi udara
Pengaturan ventilasi dilakukan dengan cara pengaturan buka tutup tirai kandang. Namun demikian pengaturan ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban sekitar kandang. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi bau ammonia, debu ataupun asap pemanas. Brooder yang ditutup tanpa adanya ventilasi dapat menghambat suplai oksigen dan meningkatkan konsentrasi gas beracun yaitu CO2 dan amoniak dalam kandang brooder.
8. Kepadatan kandang
Kandang brooder yang terlalu padat akan menurunkan ketersediaan O2, meningkatkan amoniak, mempengaruhi aktivitas trotolan dan meningkatkan persaingan antar individu didalamnya dalam mendapatkan oksigen dan makanan serta terkadang menstimulasi kanibalisme. Pada trotolan sering terlihat mereka saling mematuk bulu sayap dan ekor kawannya. Pengaturan kepadatan kandang brooder adalah dengan cara mengganti kandang brooder dengan ukuran yang lebih besar disesuaikan dengan jumlah trotolan yang ada. Trotolan dipisahkan kekandang sendiri ketika berusia 1 bulan.
Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperti indukan. Jadi masa brooding adalah masa dimana trotol masih butuh indukan atau butuh penghangat buatan sampai umur tertentu yaitu sampai trotol bisa menyesuaikan sendiri dengan suhu lingkungannya. Masa brooding merupakan salah satu periode kehidupan trotol dan menjadi pondasi awal bagi kehidupan maupun produktivitas murai batu pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase brooding ini akan diikuti oleh fase berikutnya sehingga memudahkan penangkar untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase brooding akan menyebabkan kegagalan fase berikutnya sehingga menyebabkan produktivitasnya turun, hal ini karena potensi genetik trotol tidak dapat muncul secara optimal.
BROODER modern yang digunakan oleh REJO BF Sragen Jawa tengah
Tujuan dari brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat secara efisien dan ekonomis bagi trotol dan untuk menunjang pertumbuhan secara optimal. Pada saat trotol berumur 0 sampai 14 hari, akan terjadi perbanyakan sel atau “hyperplasia”. Perbanyakan sel ini meliputi perkembangan saluran pencernaan, perkembangan saluran pernapasan dan perkembangan sistem kekebalan.
Masa brooding ini akan berpengaruh pula pada pertumbuhan selanjutnya yang berupa petumbuhan hypertropia yaitu sel-sel akan memperbesar ukurannya atau terjadi pendewasaan sel. Pada fase brooding dapat juga terjadi gangguan pembelahan sel. Pada pembelahan yang sempurna, satu sel akan membelah menjadi 8 sel, tetapi apabila terjadi gangguan maka dapat juga terjadi 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Akibatnya, pada fase pertumbuhan hypertropi, karena jumlah sel yang lebih sedikit maka akan menghasilkan organ yang lebih kecil pula dengan fungsi yang kurang optimal. Keberhasilan masa brooding ini sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan kualitas udara dalam kandang.
Brooding yang baik harus dapat melindungi trotol dari angin, hujan, perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar (tikus, ular, kadal, burung). Serangkaian sistem yang mendukung brooding antara lain heater (pemanas), pencahayaan, pengontrolan suhu dan kelembapan udara, pengaturan sirkulasi udara dan tingkat kepadatan brooding. Ukuran brooding tergantung dari jumlah dan umur trotol. Semakin banyak dan umur trotol semakin bertambah, maka brooding harus diperluas. Usahakan udara atau oksigen di dalam brooding jangan terlalu pengap. Artinya jangan lupa memperhatikan kepentingan ventilasi udara bagi trotol. Brooding pada trotol pada umumnya dipergunakan sampai trotol berumur 25 hari saat sudah mulai makan sendiri. Diatas umur tersebut brooding sudah tidak terlalu dibutuhkan lagi
Keberhasilan masa brooding sangat tergantung dari:
1. Pemanas (heater)
Heater atau pemanas yang baik harus mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan terfokus. beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemanas yaitu
a. mudah mengoperasikannya
b. suhunya selalu stabil
c. bahan baku mudah tersedia
d. biaya murah
2. Jenis Pemanas
Beberapa jenis pemanas yang biasa dipakai di peternakan unggas adalah gasolek (gas infra red), semawar (sumber panas dari minyak tanah), batu bara, lampu bohlam, kayu bakar, serbuk gergaji dan sumber panas lainnya.)
3. Sekat / embatas(Chick Guard Brooder)
Dibuat dari bahan yang sederhana tapi kuat dan mampu membatasi isi didalamnya dari keadaan yang membahayakan isinya seperti predator atau perubahan fisika lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang tidak ideal.. Bisa berwujud kandang yang dilengkapi pemanas, tempat pakan, tempat minum dan tirai kandang. Chick guard juga berfungsi untuk membantu agar panas brooding tetap terfokus dan trotolan terbang liar yang kadang berbahaya bagi sayap dan kakinya yang belum tumbuh kuat. menyebar keseluruh ruang kandang.
4. Alas lantai kandang ( litter )
Litter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi untuk menampung dan menyerap air dari feses, meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta untuk menjaga kehangatan kandang brooder. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai litter sebaiknya mempunyai sifat daya serap airnya baik, tidak berdebu, mudah didapat dan murah harganya. Untuk Murai batu, trotolan cukup diletakkan di sarang yang terbuat dari daun cemara kering. Bahan sarang ini perlu di bersihkan dengan disinfektan sebelum digunakan. Sediakan tangkringan kayu ketika trotolan sudah mulai tidak betah di sarang dan mulai muar (terbang) .
5. Tempat pakan dan tempat minum
Tempat pakan dan tempat air minum bisanya disediakan ketika trotolan sudah mulai diajari makan sendiri. Posisinya di taruh dilantai brooder sedimikian rupa sehingga tidak mudah tumpak ketika trotolan nangkring diatasnya.
6. Cahaya, suhu dan kelembapan
Untuk dapat tumbuh secara optimal, trotolan perlu mengkonsumsi ransumnya secara maksimal. Oleh sebab itu perlu pencahayaan yang optimal terutama pada masa brooding agar bisa makan setiap waktu. Pada bulan pertama usia 1 hari sd 30 hari trotolan membutuhkan pencahayaan baik siang maupun malam selama 24 jam. Adanya pencahayaan akan menstimulasi trotolan ini untuk selalu merespon dan mengkonsumsi pakan yang diberikan. Cahaya juga dapat merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhannya.
Pada masa brooding maka perlu perhatian ekstra baik suhu maupun kelembapannya. Pengontrolan suhu ini harus dilakukan sesering mungkin, dengan menggunakan thermometer yang diletakkan dalam kandang brooder dengan posisi sensor diketinggian yang sama dengan posisi normal trotolan disarang. Pada fase trotolan sudah bisa terbang kesana kemari penempatan sensor suhu dan kelembaban dapat dilakukan dengan melihat jalur aktivitas dan posisi tangkringan favorit trotolan. Bisa juga dipantau dengan kasat mata yaitu apakah trotolan akan menyebar rata dalam brooding, mendekati pemanas atau malah menjauhi pemanas. Demikian juga halnya dengan kelembapan,
kelembapan yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri pengurai asam urat dalam feses menghasilkan gas ammonia lebih banyak. Kelembaban dijaga di kisaran 50%-65%
Suhu Maksimal Brooder adalah 34-35 derajat Celcius untuk MB trotol usia 1-7 hari yang kemudian diturunkan 1-2 derajat saat usia 7-15 hari dikisaran 32-33 derajat Celcius. Selanjutnya saat siap disapih suhu kandang bisa dibuat stabil di suhu kamar kisaran 30-31 derajat Celcius. Penggunaan lampu opsional di malam hari yang suhunya lebih dingin.
7. Sirkulasi udara
Pengaturan ventilasi dilakukan dengan cara pengaturan buka tutup tirai kandang. Namun demikian pengaturan ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban sekitar kandang. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi bau ammonia, debu ataupun asap pemanas. Brooder yang ditutup tanpa adanya ventilasi dapat menghambat suplai oksigen dan meningkatkan konsentrasi gas beracun yaitu CO2 dan amoniak dalam kandang brooder.
8. Kepadatan kandang
Kandang brooder yang terlalu padat akan menurunkan ketersediaan O2, meningkatkan amoniak, mempengaruhi aktivitas trotolan dan meningkatkan persaingan antar individu didalamnya dalam mendapatkan oksigen dan makanan serta terkadang menstimulasi kanibalisme. Pada trotolan sering terlihat mereka saling mematuk bulu sayap dan ekor kawannya. Pengaturan kepadatan kandang brooder adalah dengan cara mengganti kandang brooder dengan ukuran yang lebih besar disesuaikan dengan jumlah trotolan yang ada. Trotolan dipisahkan kekandang sendiri ketika berusia 1 bulan.
0 comments:
Posting Komentar